Jakarta.BidikJurnalis.com – Gelombang baru politik perempuan Indonesia kembali menguat dalam forum internasional WAIPA–AIPA Townhall Meeting 2025, Rabu (26/11).
Di tengah meningkatnya urgensi kesetaraan representasi dan situasi politik menuju Pemilu 2029, Kelompok 3 yang beranggotakan WRI, Aisyiyah, BR
IN, Perempuan Demokrat, dan Golkar tampil mencuri perhatian dengan peluncuran policy brief strategis bertajuk ” Penguatan Partisipasi Politik Perempuan & Tata Kelola Industri Ekstraktif Berkeadilan Gender.”
Policy brief ini digadang-gadang sebagai salah satu dokumen paling progresif dalam forum, memadukan urgensi politik elektoral, teknologi digital, lingkungan hidup, hingga keadilan sosial berbasis gender.
Salah satu peseta dalam kegiatan ini, Siti Nurbaya yang juga selaku Wakil Ketua Humas & Media Perempuan Demokrat RI dengan tegas menyampaikan bahwa Perempuan tidak meminta ruang. Tapi Perempuan merebut ruang yang selama ini tertutup oleh kultur, struktur, dan stigma.
” Politik tidak boleh lagi menjadi tempat traumatik. Politik harus menjadi rumah aman bagi perempuan yang ingin memimpin negeri ini.” Ungkapnya.
Seruan yang di sampaikan perwakilan Perempuan Demokrat ini, mendapat tepuk tangan panjang dari peserta, bukan hanya karena kekuatan retoriknya, tetapi karena ia mewakili suara jutaan perempuan yang selama ini bekerja dalam diam, berjuang dalam sunyi, dan melawan dalam sistem yang belum sepenuhnya menerima mereka.
Siti Nurbaya yang bergabung Policy brief Kelompok 3 kini menunggu tindak lanjut para pembuat keputusan.Dan jika rekomendasi dari Townhall Meeting diimplementasikan, maka menandai babak penting dimana gerakan perempuan bukan lagi agenda pinggiran — tetapi poros masa depan demokrasi Indonesia.
“Pemilu 2029 bukan hanya tentang memilih pemimpin — tetapi tentang memastikan perempuan ada di pusat arah bangsa.” Tutupnya
(Redaksi***)





