Bidik-jurnalis.com, Parepare – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Fatima Parepare kini telah melayani pendampingan dan fasilitasi bagi lulusan yang siap untuk bekerja di luar negeri, khususnya di Negara Sakura, Jepang. Negara yang terkenal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut kini telah dilayani beberapa alumni STIKES Fatima Parepare sebagai Perawat Caregiver di beberapa unit layanan kesehatan. Di antara para alumni yang sukses di Jepang, ada 4 Alumni yang pro aktif memberikan informasi perkembangan mereka berkarya di Jepang. Tampak mereka sangat menikmati berkarya di tempat kerja saat ini dengan gaji yang boleh dibilang sangat memuaskan masa depan.
Ke-4 alumni tersebut adalah Yustin Limbong Ma’dika yang saat ini berkarya di Arima Onsen Hospital Internal Medicine yang berlokasi di Yamadayama-Arimacho, Hyogo, Novia Marru berkarya di Airire, Henny Feranica Medis berkarya di Arima Onsen Hospital, dan Esti Wahyuni Nengsi berkarya di Seihoukai.
Perawat Caregiver (CG) adalah perawat trampil yang bekerja memberikan perawatan dan dukungan kepada orang yang membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena kondisi kesehatan atau usia yang sudah lanjut. Sebagian besar perawat Caregiver tidak memiliki latar belakang keperawatan, namun bagi lulusan STIKES Fatima Parepare, mereka dibekali dengan ketrampilan Ilmu Keperawatan dengan gelar Ahli Madya Keperawatan. Keahlian inilah yang membedakan Perawat Caregiver lulusan STIKES Fatima parepare dengan perawat Caregiver lainnya.
Dengan bekal latar belakang keahlian di bidang keperawatan, Perawat Caregiver lulusan STIKES Fatima Parepare dapat melayani pasien dan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan arahan dokter di unit karya.
“Kami terus meningkatkan kerja sama dengan lembaga pelatihan kerja yang memiliki jaringan rekrutmen lulusan di Jepang. Beberapa lembaga kredibel yang telah bekerja sama dan sudah sukses mengirimkan tenaga ke Jepang. Empat orang lulusan ini sangat aktif berkomunikasi dengan kampus dan memang selalu kami monitoring perkembangan mereka di Jepang,” ujar Dr. Ns. Henrick Sampeangin, S.Kep.,M.Kes., Ketua STIKES Fatima Parepare, Rabu (12/3/2025).
Doktor lulusan Universitas Hasanuddin ini menuturkan bahwa para lulusan yang akan bekerja di Jepang, difasilitasi pelatihan ketrampilan dan budaya Jepang, termasuk ketrampilan berbahasa Jepang. Setelah lolos pelatihan, mereka kemudian disiapkan fasilitas visa dan pasport untuk berangkat ke Jepang. Selama proses keberangkatan mereka didampingi dan dimonitoring hingga bekerja di tempat tujuan. Umumnya mereka dikontrak selama beberapa tahun, namun dapat juga diperpanjang.
Kesempatan bekerja di Jepang bukan hanya untuk memenuhi satu kesempatan, karena mereka juga dapat melakukan aktifitas lainnya seperti lanjut studi di Jepang sambil bekerja.
Di luar negeri ada banyak kesempatan untuk sukses dan membangun masa depan yang lebih baik. STIKES Fatima Parepare bahkan kini telah melebarkan jejaring kerja sama dengan pemerintah, khususnya di Kota Parepare dalam program pengiriman lulusan ke Jepang. Inilah salah satu keunggulan perguruan tinggi kesehatan yang menjadi satu-satunya perintis pendidikan tenaga kesehatan di Kota Parepare. Saat ini bahkan Perguruan Tinggi di bawah kelola Yayasan Sentosa Ibu, Keuskupan Agung Makassar ini telah didukung dengan keberadaan 2 unit Rumah Sakit terakreditasi, yakni Rumah Sakit Fatima Parepare, dan Rumah Sakit Santa Teresa di Marampa, Rantepao, Toraja Utara.
Kota Parepare tentunya bangga dengan hadirnya perguruan tinggi kesehatan sekelas Sekolah Tinggi namun telah mampu mendunia. STIKES Fatima Parepare referensi paling tepat bagi generasi muda yang ingin berkembang dan berkualitas, meraih masa depan yang lebih baik. Program rekrutmen dan pengiriman lulusan bekerja di Jepang, kini menjadi program unggulan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fatima Parepare. (Anton)